Manusia adalah Masterpiece-nya
Allah, tapi bukan berarti kita boleh sombong dengan predikat itu. Kita berada
dalam titik marginal hati sehingga rentan terjengkang dan rawan terjebak dalam
bingkai ke’aku’an yang membabibuta dan dipaksakan. Kebenaran itu adalah
pencapaian niat baik yang sudah sampai pada jarak ideal Allah, itu saja. Karena
kebenaran adalah upaya, sedang riilnya manusia tempatnya keliru, salah dan
jumawa ……
Sebuah pertanyaan besar
mengapa kita selalu menganggap keberhasilan adalah buah karya kita, karena
mungkin kita tak sadar akan ketentuan-Nya. Perasaan lebih dari orang lain
adalah mesin pendorong luar biasa munculnya kecongkakan yang 200 % tidak
disukai orang lain, hanya kadang dimaklumi ……
Ya Allah … selamatkan
semua komunitas kami dari perpecahan dan ketergelinciran akal untuk tidak
menyekutukan-Mu, sehingga sinar-Mu tetap memancarkan solusi dan jalan keluar
yang hakiki, bukan shortcut yang akan merusak file-file keimanan kami
Ya Allah hanya kepada-Mu
kami meminta pertolongan !